Muhammadiyah Dapat Kucuran Rp2 T dari Financial institution Muamalat, Buat Apa?
Jakarta, CNN Indonesia —
Muhammadiyah bakal menerima dana pembiayaan sebesar Rp2 triliun dari Bank Muamalat sebagai bagian dari kerja sama kedua pihak.
Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah menjelaskan uang Rp2 triliun itu bertujuan untuk pengembangan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang mencakup rumah sakit, perguruan tinggi, pondok pesantren, dan masjid. Pembiayaan ini demi memperluas program kemaslahatan umat.
“Program yang telah didukung BPKH, seperti pendirian Masjid At-Tanwir di Menteng, Pondok Pesantren Muallimin, dan RS Bandung Barat menjadi bukti nyata sinergi yang terjalin antara BPKH dan Muhammadiyah,” kata Fadlul dalam keterangan tertulis, seperti dikutip laman BKPH, Jumat (9/8).
Muhammadiyah dan Financial institution Muamalat sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) di Yogyakarta, dengan masing-masing diwakili Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Direktur Financial institution Muamalat Karno.
Dalam kerja sama tersebut, akan ada dua ruang lingkup utama yang dijalankan. Pertama, pemanfaatan jasa dan program CTanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Financial institution Muamalat untuk mendukung pengembangan cabang, ranting, dan masjid yang dikelola Muhammadiyah.
Kedua, Financial institution Muamalat akan menggandeng lembaga zakat nasional milik Muhammadiyah, Lazismu, dalam berbagai program yang berfokus pada pengelolaan keuangan dan dukungan zakat.
Financial institution Muamalat juga bertekad mensosialisasikan serta mengelola keuangan terkait haji di lingkungan Muhammadiyah untuk memastikan proses yang aman, terjangkau, dan mudah diakses oleh jamaah.
Prototipe kerja sama ini pun diharapkan dapat membawa manfaat yang signifikan dalam memajukan, mencerdaskan, dan mensejahterakan bangsa.
“Dengan langkah strategis ini, BPKH berharap dapat terus berkontribusi meningkatkan kualitas hidup umat melalui berbagai inisiatif yang berfokus pada kebaikan bersama,” tutup Fadlul.
(blq/tsa)