Mengapa Warren Buffett Jual Saham Apple Sampai Rp1.204 T?
Jakarta, CNN Indonesia —
Perusahaan milik orang terkaya ke-7 di dunia Warren BuffettBerkshire Hathaway, menjual kepemilikannya saham Apel senilai US$75,5 miliar alias Rp1.204 triliun (asumsi kurs Rp15.950 consistent with dolar AS).
Saham perusahaan Buffett di Apple kini tersisa 400 juta dari 790 juta saham. Konglomerat AS itu sekarang memiliki saham Apple senilai US$84,2 miliar atau Rp1.342 triliun.
Lantas apa motif dibalik Buffet menjual saham Apple?
Belum ada penjelasan resmi dari Apple dan Buffett soal aksi jual 50 persen saham tersebut. Namun, ia sudah mengisyaratkan hal ini dari beberapa waktu silam.
“Kami ingin sekali membelanjakannya (kas perusahaan), tetapi kami tidak akan membelanjakannya kecuali kami merasa bahwa kami melakukan sesuatu yang risikonya sangat kecil dan dapat menghasilkan banyak uang,” ucap Buffett dalam rapat tahunan Berkshire pada Mei 2024 lalu, melansir Reuters.
Aksi penjualan saham besar-besaran ini memang membuat tumpukan uang tunai pada kas Berkshire Hathaway melonjak hingga US$277 miliar alias Rp4.416 triliun. Ini naik pesat dibanding laporan pada kuartal I-2024 yang hanya US$189 miliar atau Rp3.013 triliun.
Kala itu, ia menyinggung bahwa langkah penjualan saham diambil mengingat ada rencana kenaikan tarif pajak atas keuntungan korporasi yang saat ini dipatok 21 persen. Kendati, Buffett mengatakan Apple masih bakal menjadi salah satu investasi saham terbesar dari Berkshire.
Aksi jual saham yang dilakukan Buffet ini sejatinya bukan yang pertama kali. Pada tiga bulan pertama 2023, ia juga melepas 10 juta lembar saham Apple alias satu persen dari kepemilikannya di perusahaan teknologi itu.
Berkshire Hathaway juga melepas 13 persen kepemilikan mereka di Apple pada kuartal I 2024.
Mengutip CNN Internasionalsekitar 72 persen dari nilai wajar agregat Berkshire milik Buffett terkonsentrasi di lima perusahaan. Ini mencakup kepemilikan di American Specific senilai US$35,1 miliar, Apple US$84,2 miliar, Financial institution of The usa US$41,1 miliar, Coca-Cola US$25,5 miliar, dan Chevron US$18,6 miliar.
(del/sfr)