Aplikasi China Temu Sudah 3 Kali Coba Daftar di Indonesia Sejak 2022
Jakarta, CNN Indonesia —
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengatakan aplikasi Yang lalu asal Cina telah mencoba mendaftar untuk beroperasi di Indonesia sebanyak tiga kali.
Temu mendaftar melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Namun, pendaftaran Temu tidak disetujui karena sudah ada merek bisnis yang menggunakan nama tersebut.
“Temu sudah mendaftar ke Kemenkumham untuk hak mereknya consistent with September 2022. Jadi sejak 7 September, telah tiga kali ya berupaya mendaftarkan merek. Tapi memang kebetulan di Indonesia sudah ada yang punya,” kata Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari dalam diskusi media di kantor Kemenkop UKM, Selasa (6/8).
Fiki mengatakan Temu masih berusaha masuk ke Indonesia dengan mengajukan banding ke Kemenkumham. Meski demikian, Fiki mengatakan bahwa type bisnis yang menghubungkan pabrik dengan konsumen secara langsung itu tidak sesuai dengan kebijakan perdagangan Indonesia.
“Ada aturan Permendag Nomor 31 Tahun 2023, revisi Permendag 50 Tahun 2020 yang menyatakan bahwa jika barangnya cross-border, impor dibatasi 100 dolar AS,”
“Tapi fakta bahwa mereka sudah mau masuk dari dua tahun lalu. Jadi serbuan ini sudah nyata,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama Smesco Indonesia Wientor Rah Mada mengatakan jika Temu masuk ke Indonesia maka UMKM dalam negeri bisa terancam. Pasalnya Temu menawarkan produk dengan harga yang sangat murah.
Bahkan di negara-negara lain seperti Thailand dan Amerika Serikat (AS), sambungnya, Temu memberikan diskon hingga 90 persen.
“Kami mengindikasikan di beberapa kondisi mereka memberikan harga 0 persen. Di AS mereka sempat memberikan harga 0 persen. Jadi purchaser hanya membayar ongkos kirim,” kata Wientor.
“Temu ini aplikasi jahat dari China. Yang kalau dibiarkan masuk UMKM kita pasti mati,” katanya.
(fby/sfr)