Banyak Asing Terang-Terangan Jadi Bandar Impor Ilegal di Mal
Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan sejumlah warga negara asing (WNA) secara terang-terangan menjadi bandar barang impor ilegal yang bebas diperjualbelikan di pusat perbelanjaan besar.
Selain di Tanah Abang, ia mencontohkan geliat ini terjadi di Mangga Dua.
“Banyak sekali warga negara luar yang beroperasi, berusaha, atau berdagang di distributor-distributor besar, di mal-mal besar, pusat-pusat grosir besar, seperti Tanah Abang dan Mangga Dua kalau di Jakarta,” ujar pria yang akrab disapa Zulhas ini saat Konferensi Pers dan Pemusnahan Pakaian Bekas Oleh Satgas Importasi Ilegal di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (6/8).
“Di pusat-pusat grosir, di berbagai tempat, kita survei dan riset bagaimana warga negara asing bisa menjadi bandar (barang impor ilegal) di tempat-tempat mal besar. Secara terang-terangan dan gak bisa bahasa Indonesia juga,” sambungnya.
Pemerintah, sambung Zulhas, telah menurunkan ‘tim senyap’ untuk mencari warga asing yang menjadi bandar impor ilegal. Pencarian itu dilakukan oleh Kementerian Perdagangan yang bekerja sama dengan tim dari suatu lembaga terpercaya. Sasarannya adalah mal dan pusat grosir besar di Indonesia, termasuk Pasar Tanah Abang di Jakarta.
“Kami kerja serius. Kemendag lagi melakukan riset agar kita punya knowledge yang clinical dan akurat. Kami kerja sama dengan lembaga yang bisa dipercaya, secara diam-diam,” ujarnya.
“Bagaimana di mal-mal itu berapa banyak produk lokal dan yang dari luar, bagaimana datanya, cara masuknya, dari mana mereka datang, dokumen lengkap apa tidak. Itu sedang kami riset secara serius, di mal itu berapa persentase yang produk masuk ilegal tidak sesuai dokumen dan yang lengkap dokumennya criminal,” sambungnya.
Tim tersebut turun usai penindakan di Pantai Indah Kapuk (PIK) beberapa waktu lalu. Ia menyebut ada fenomena bandar WNA di balik impor ilegal ini.
“Itu yang menarik waktu di Kapuk (PIK) itu barangnya dari negara tertentu, yang mengimpor orang asing, dan yang jual di sini juga orang asing. Ini kami lihat mulai marak,” jelasnya.
Zulhas menyebut fenomena ini juga mungkin terjadi di provinsi-provinsi lain. Ia mengatakan banyak warehouse menampung barang-barang impor yang tidak dilengkapi dengan dokumen sah. Bahkan, barang impor ilegal itu bisa dijual bebas secara on-line.
Meski begitu, ZulhasĀ menegaskan tidak memburu para pedagang kecil. Ia menekankan yang menjadi goal Satgas Importasi Ilegal adalah bandar besar.
“Kita kan fokus yang besar-besar, sumbernya. Kalau toko ritelnya satu in keeping with satu tentu kita imbau agar mereka bisa jual barang-barang criminal, tapi yang kita fokuskan sekarang distributor dan importir besar,” pungkasnya.
(skt/sfr)