Menko PMK Buka Suara soal Marak PHK Belakangan Ini
Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy buka suara soal marak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang berdampak pada peningkatan pengangguran belakangan ini. Salah satunya, PHK di Jakarta.
Ia mengatakan itu semua tidak bisa digeneralisir untuk seluruh Indonesia.
Pernyataan itu Muhadjir sampaikan merespons information yang dirilis Kementerian Ketenagakerjaan yang menyebut sebanyak 32.064 buruh di Indonesia mengalami PHK sepanjang Januari hingga Juni 2024 dengan mayoritas terjadi di Jakarta, yakni sebanyak 23,29 persen atau 7.469 orang.
“Kasus Jakarta tidak bisa digeneralisir di tingkat nasional. Tadi Pak Menko Ekonomi melaporkan pengangguran turun,” kata Muhadjir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/8).
Muhadjir mengatakan secara nasional, tingkat pengangguran cenderung menurun. Namun demikian, ia juga tidak memungkiri, tren peningkatan pengangguran di sejumlah kota besar sehingga perlu penanganan tepat.
“[caranya] pemberdayaan ya, menciptakan lapangan kerja perkotaan,” ujarnya.
Badai PHK sebelumnya menggila, salah satunya di Jakarta. Angka PHK di Jakarta mencapai 7.469 orang. Ini terjadi pada periode Januari 2024 sampai Juni 2024.
PHK lainnya juga terpusat di Pulau Jawa. Ada di Banten dengan 6.135 orang kehilangan pekerjaan, 5.155 pekerja di Jawa Barat di-PHK, dan kasus di Jawa Tengah yang menimpa 4.275 karyawan.
Secara keseluruhan di Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat PHK menimpa 32.064 tenaga kerja selama enam bulan pertama di 2024.
Berdasarkan Laporan Bulanan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Business dan Jaminan Sosial Kemenaker, jumlah tersebut naik sekitar 4.842 tenaga kerja dibandingkan Mei 2024 yang mencapai 27.222 orang.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka tersebut naik dari 26.400 orang atau sekitar 21,45 persen.
(bulan/Agustus)