Nama BBM rendah sulfur kembali mencuat ketika Pemerintah Indonesia berwacana ingin meluncurkan bahan bakar ini. Berikut penjelasannya.

Apa Itu BBM Rendah Sulfur yang Akan Diluncurkan Pemerintah?




Jakarta, CNN Indonesia

TIDAK BBM rendah sulfur kembali mencuat ketika Pemerintah Indonesia berwacana ingin meluncurkan bahan bakar ini.

“Lagi dimatangkan, ya lagi dibahas lah,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, dikutip dari Antara, Rabu (31/7).

Namun, pemerintah masing setengah-setengah. Arifin tak merinci kapan BBM jenis baru itu dirilis.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN DENGAN KONTEN

Ia berdalih masih berpikir bagaimana BBM rendah sulfur itu diterapkan. Padahal, pemerintah sebelumnya berucap BBM anyar itu akan dirilis setelah 17 Agustus 2024.

Kala itu, Menteri ESDM Arifin menyebut masih mencari bahan pencampur yang bisa mengurangi kandungan sulfur. BBM baru ini dihadapi sesuai standar emisi Euro 5, yakni kadar sulfurnya di bawah 50 portions consistent with million (ppm).

“Jadi gini, kita cari bahan pencampur yang bisa mengurangi sulfur konten. Sekarang kan kita masih 500 ppm-an. Kalau standarnya Euro 5 kan harus di bawah 50. Menuju itu kan ongkosnya ada, tapi kilang kita belum kelar di Balikpapan,” jelas Arifin saat itu.

Lantas, apa yang dimaksud BBM rendah sulfur?

Pada 2022, Kementerian ESDM mengatakan kandungan sulfur menjadi salah satu kunci menekan emisi. BBM yang rendah sulfur diklaim lebih bersih dan ramah lingkungan.

Implementasi BBM low sulphur sudah diterapkan pada bahan bakar diesel dengan merek dagang Pertamina Dex. Kandungan sulfur pada BBM tersebut sebesar 50 ppm atau setara standar emisi Euro IV.

Mengutip situs MyPertamina, kandungan sulfur membuat kadar asam pada bahan bakar kendaraan semakin tinggi. Kandungan bahan bakar yang bersih diperlukan agar proses pembakaran pada komponen mesin jadi lebih baik.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pemerintah sedang mengkaji wilayah mana saja yang akan menggunakan BBM baru ini. Sasaran utamanya adalah masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah berpolusi tinggi.

“Jadi, bahan bakarnya kita itu sulfurnya tinggi. Sulfurnya itu sampai 2.500. Namun, kalau kita ngikutin Euro 4, yang di Asean juga diterapkan, sulfurnya itu 50. Jadi, (sulfur) 50 terhadap 2.500, kita 50 kali lipat,” jelas Dadan beberapa waktu lalu.

Pengamat Energi Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti memperkirakan harga BBM rendah sulfur bakal lebih mahal dari pertalite. BBM subsidi dengan RON 90 itu sekarang dipatok Rp10 ribu consistent with liter.

Alasannya, bahan bakar milik negara yang sekarang beredar masih tinggi sulfur. Yayan menyebut kalaupun BBM anyar itu punya RON yang sama dengan pertalite, harganya bakal tetap lebih dari Rp10 ribu, jika memang benar low sulphur.

Ia melihat negara mungkin saja benar mau mengurangi emisi. Yayan menjelaskan bahwa black carbon dari BBM sulfur tinggi mencapai 65 persen hingga 145 persen.

Sedangkan BBM low sulphur hanya menghasilkan karbon hitam sebesar 10 persen-85 persen. Meski niatnya bagus, upaya ini dipastikan mahal.

[Gambas:Video CNN]

(skt/agt)



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *