Jadi Self Hired, Belum Terdata
Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengakui persentase kelas menengah di Indonesia menurun. Ia berpendapat kebanyakan dari mereka beralih profesi jadi pekerja mandiri, tetapi jumlahnya belum terdata.
“Information kita median kita untuk kelas menengah emang turun mediannya,” kata dia di Jakarta, Selasa (30/7).
Kendati, ia berpendapat penurunan itu tak drastis. Suharso mengatakan banyak kelas menengah yang beralih profesi menjadi pekerja mandiri (Wiraswasta).
Menurut Suharso, budaya seperti itu merupakan warisan dari pola kerja bekerja dari rumah (WFH) saat pandemi covid-19. Ia mencontohkan ada anak muda yang memilih jadi pekerja lepas di perusahaan asing karena pekerjaannya bisa dijalankan jarak jauh.
“Nah, mereka (kelas menengah) ini kemudian keluar dari perusahaan-perusahaan konstruksi kita dsb. Nah, ini kita belum punya knowledge ini,” ucap Suharso.
Ia pun mengutip knowledge Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut jumlah kelas menengah menyusun menjadi di bawah 20 persen. Oleh karena itu, pemerintah pun akan meneliti lebih lanjut terkait ke mana larinya kelas menengah tersebut.
“Itu kami sedang cari ke mana mereka. Jadi, ini nggak teregister saja,” katanya.
Jumlah kelas menengah menyusut buntut tingginya kebutuhan dan kenaikan harga bahan pangan.
Ekonom senior yang juga merupakan mantan Menteri Keuangan technology 2013-2014 Chatib Basri mengungkapkan jumlah kelas menengah di Indonesia terus merosot sejak 2019.
Menurutnya, knowledge Financial institution Dunia mengungkapkan kelas menengah sebesar 23 persen dari jumlah penduduk pada 2018. Jumlah itu kemudian turun menjadi 21 persen pada 2019.
Di sisi lain, kelompok kelas menengah bawah atau calon kelas menengah (AMC) membengkak dari 47 persen menjadi 48 persen.
“Kecenderungan ini terus terjadi. Tahun 2023, kelas menengah turun menjadi 17 persen, AMC naik menjadi 49 persen, kelompok rentan meningkat menjadi 23 persen,” kata Chatib seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
“Artinya sejak 2019, sebagian dari kelas menengah “turun kelas” menjadi AMC dan AMC turun menjadi kelompok rentan,” imbuhnya.
Dengan garis kemiskinan tahun 2024 sekitar Rp550 ribu, Chatib menjelaskan mereka dengan pengeluaran Rp1,9 juta-Rp9,3 juta according to bulan masuk kategori kelas menengah.
AMC adalah kelompok pengeluaran 1,5-3,5 kali di atas garis kemiskinan atau Rp825 ribu-Rp1,9 juta. Adapun rentan miskin, kelompok pengeluaran 1-1,5 kali di atas garis kemiskinan atau Rp550 ribu-Rp825 ribu according to bulan.
(mrh/sfr)