Keluarga Godrej, keluarga konglomerat berusia 127 tahun di balik antinyamuk Hit, pengharum Stella, dan tisu Mitu.

Keluarga Godrej, Senilai Rp272 T dari Kunci, Satelit hingga Lem Tikus



Jakarta, CNN Indonesia

Tidak semua bisnis keluarga bisa bertahan lama. Pengelolaan bisnis yang tidak profesional, berdasarkan kekeluargaan, kerap jadi pemicu usaha runtuh. Jika mencari contoh perusahaan yang sukses, tengoklah keluarga Godrej asal India.

Keluarga ini mengelola Godrej Crew, sebuah konglomerasi multinasional berusia 127 tahun.

Anak usaha dan afiliasi Godrej Crew antara lain Godrej Industries, Godrej Client Merchandise, Godrej Agrovet, Godrej Homes, serta Godrej & Boyce.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN DENGAN KONTEN

Acquainted dengan antinyamuk merek Hit, pengharum ruangan Stella, tisu bayi Mitu, karbol wangi Biosol hingga lem perangkap tikus Cap Gajah?

Ya, itu sebagian contoh produk Godrej di Indonesia. Gurita bisnis Gordej mengjangkau 85 negara dengan perkiraan pelanggan 1,2 miliar orang.

Pendapatan Godrej Crew mencapai US$1,6 miliar atau Rp26 triliun (kurs Rp16.300) pada 2023.

Berkat bisnis keluarga, Godrej Circle of relatives ada di barisan orang terkaya India, bahkan dunia. Pada 2023, Forbes menempatkan Keluarga Godrej di urutan 12 dalam daftar orang terkaya India. Forbes menaksir harga Keluarga Godrej tembus US$16,7 miliar atau setara Rp272 triliun.

Godrej dibangun bahkan sebelum India merdeka. Pendirinya Ardeshir Godrej pada 1879. Bisnisnya kala itu membuat kunci.

Ardeshir merupakan anak pertama dari enam bersaudara hasil pernikahan Burjorji dan Dosibai Gootherajee.

Keluarga Gootherajee adalah keluarga Parsi-Zoroaster yang terpandang dari Mumbai, India. Ayah dan kakek Ardeshir adalah pialang actual property.

Ayah Ardeshir lantas mengubah nama keluarga dari Gootherajee menjadi Godrej pada Januari 1871.

Ardeshir merupakan sarjana hukum. Ia pernah bekerja di firma hukum terkenal di Zanzibar, Tanzania. Belakangan, ia sadar hukum bukannya panggilan hatinya.

Ia pun pulang kampung ke India dan bekerja sebagai asisten apoteker di sebuah toko obat. Dari sana, Ardeshir tertarik memproduksi peralatan bedah.

Untuk modal, ia meminjam uang dari teman ayahnya ketimbang meminta pada orang tuanya yang kaya. Utangnya 3.000 rupee India atau setara Rp500 ribu kala itu.

Alasannya meminta bantuan orang lain karena Ardeshir yakin ayahnya bakal memberikan cuma-cuma modal itu alih-alih dipinjamkan. Ardeshir juga menolak warisan bisnis keluarga usai ayahnya wafat.

Sayangnya, bisnis peralatan bedah Ardeshir gagal. Sebenernya produknya berkualitas jempolan, hanya saja ia menyematkan label ‘Buatan India’ di setiap produknya.

Barang-barang itu diekspor ke Inggris, yang keberatan ada label itu. Usaha alat bedah pun gulung tikar lantaran Ardeshir kukuh ‘memilih negaranya’ ketimbang kemauan Inggris.

Beragam bisnis ia jajal, sama saja berakhir gagal. Suatu hari, ia membaca berita tentang maraknya kejahatan pencurian di kotanya.

Hal itu memberinya inspirasi untuk membuat kunci ‘antimaling’ berkualitas tinggi.

Pemuda 29 tahun itu kembali mendekati teman ayahnya untuk berutang lagi. Ardeshir pun membuat bisnis produksi kunci di Anchor, di jantung kota Mumbai pada 7 Mei 1987. Setelah bikin kunci, ia memproduksi brankas antipeluru pada 1901.

Adiknya, Pirojsha Burjorji Godrej, bergabung dengannya pada pertengahan 1908. Tahun berikutnya, mereka diberi hak paten Inggris untuk kunci tanpa pegas pertama di dunia. Penemuan kedua bersaudara itu mendatangkan banyak kekayaan bagi mereka.

Mulanya, Godrej memang pembuat kunci. Lalu mereka memperkenalkan Chavi, sabun bebas lemak hewani pertama di dunia. Produk sabun mereka meledak dan mendapat dukungan tokoh-tokoh nasional. Kehadiran Godrej memang menjadi bagian dari gerakan Swadeshi India, gerakan asli ‘Buatan India’.

Usai bisnisnya makmur, Godrej merambah bisnis furnitur. Ardeshir meliris produk lemari baja pada 1923.

Lalu, saat hari Kemerdekaan India pada 1952, Godrej memperkenalkan merek sabun kedua, Cinthol. Godrej pun menjelma produsen sabun terbesar kedua India.

Pada 1958, Ardeshir dan adiknya menjajal bisnis elektronik dengan mengeluarkan lemari es alias kulkas.

Lantas sekitar tahun 1990-an, dua bersaudara ini mengikuti jejak bisnis ayahnya di bidang actual property. Mereka mendirikan Godrej Homes. Selang setahun, bidang usaha Godrej bertambah lagi menyasar bidang agribisnis. Mereka mendirikan Godrej Agrovet.

Pada 2005, Godrej memasuki pasar kuliner mewah lewat Godrej Nature’s Basket. Kini gerai top rate Godrej lebih dari 30 dan menjadi tujuan berburu hidangan mewah seluruh dunia.

Saat bisnis di bumi rasanya sudah dirambah semua, Godrej pun menyasar bisnis luar angkasa. pada 2008, India menjadi negara kelima yang meluncurkan satelit tak berawak ke bulan bernama Chandrayaan-1.

Godrej Aerospace memasok komponen penting untuk misi misi itu dengan menyumbangkan mesin pendorong Vikas, antena penginderaan jarak jauh dan antena sistem darat.

Pada 2010, Godrej masuk ke pasar Indonesia dengan mengakuisisi PT Megasari Makmur. Bisnis Godrej di Tanah Air mencakup keperluan perawatan rumah dan tubuh.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *